Kabar27- ANTAM Group yang terdiri dari PT ANTAM Tbk UBPN Maluku Utara, PT Sumber Daya Arindo (SDA) dan PT Nusa Karya Arindo (NKA) melalui Corporate Social Responsibillity (CSR) melaunching Program ANTAM G-BEST atau Gizi Baik Cegah Resiko Stunting.
Kegiatan tersebut berlangsung di Resto Kartika Buli Hotel sekaligus buka puasa bersama yang dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Timur, Abdullah Yakub,;Manager HCGA CSR PT SDA, Ikhwan Pratama; Camat Maba Johanis Tahalele serta para Kepala Desa se-Kecamatan Maba, Kamis (04/04/2024).
Community Development Assistant Manager, Krisno Budiharto mengatakan, program ini merupakan sinergitas dari Antam Group sebagai upaya pencegahan resiko dan penanganan kasus stunting dan underweight yang cukup tinggi di Kecamatan Maba.
Upaya pencegahan itu diwujudkan melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis olahan pangan lokal, pendampingan kelas pra-konsepsi kepada wanita usia subur serta Pemberian vitamin kepada ibu hamil.
“PMT berbasis olahan pangan lokal merupakan hasil riset dan pengembangan ahli gizi Maluku Utara yang bekerja sama dengan CSR Antam Group,” ujarnya.
Dalam acara tersebut diulas kembali tayangan video ketika kegiatan pendampingan dalam pemanfaatan dan pengolahan pangan lokal yang dilaksanakan pada oktober hingga november tahun 2023.
Faktanya, dari 234 kasus stunting yang ada di Kecamatan Maba, hampir 50% diantaranya berasal dari keluarga mampu secara ekonomi.
“Sebanyak 110 kasus stunting berasal dari keluarga mampu, sedangkan 124 berasal dari keluarga tidak mampu. Kemudian terdapat 119 kasus underweight dan sebanyak 157 balita tidak mengalami kenaikan berat badan selama dua bulan berturut-turut. 81 anak berasal dari keluarga mampu sedangkan 76 balita lainnya berasal dari keluarga kurang mampu” sebut Krisno.
Disaat bersamaan, Krisno juga menyampaikan, hasil riset data di lapang menunjukkan bahwa faktor dominan yang menyebabkan persoalan tumbuh kembang anak adalah rendahnya kesadaran, kepedulian, komitmen dan konsisten para orang tua terhadap pola asuh anaknya.
“Rata rata orang tua lebih sibuk dengan usaha atau pekerjaan sehingga kebutuhan makanan anak-anak itu tidak diperhatikan. Dan masalah yang lain adalah pernikahan usia dini karena kalau tidak dibekali dengan baik maka terjadilah stunting,” sebutnya.
Untuk itu, Krisno menegaskan, kehadiran program ini diupayakan menjadi tepat sasaran sebagai langkah yang harus dilakukan untuk mencegah resiko stunting yaitu melalui PMT berbasis pangan lokal dan dua kegiatan lain dalam program ANTAM G-BEST ini. Program ini melibatkan berbagai pihak dalam pelaksanaannya dan mengganden tim ahli gizi dari Puskesmas Perawatan Buli sebagai mitra kerjanya.
Selian itu, program ini membentuk kelompok penggerak dari 16 posyandu yang ada di Kecamatan Maba, terdiri dari unsur anggota PKK, kader pemberdayaan masyarakat desa, kader posyandu, bidan desa dan tim ahli gizi sebagai pendamping.
“Kita akan berikan PMT berbasis pangan lokal dengan frekuensi 3 kali perminggu yang telah berdasarkan kajian para ahli gizi juga masukan dari tim posyandu, bidan desa yang akan diatur dalam mekanisme pemberian PMT,” pungkas Krisno.