Kabar27 – Pengungsi erupsi gunung api Ibu Halmahera Barat dipulangkan, Selain fokus melakukan evakuasi untuk pemulangan, Pemerintah setempat juga membekali para pengungsi dengan ribuan paket logistik.
Pemberian logistik tersebut dilakukan oleh Pemerintahan JUJUR melalui tim Satuan Tugas (Satgas) penanggulangan erupsi gunung api Ibu di Halmahera Barat.
Camat Ibu Utara, Aknosius Datang, menyampaikan, pengungsi erupsi gunung Ibu di kamp pengungsian telah dipulangkan ke rumah masing-masing dengan dibekali ribuan paket logistik.
“Kami antar langsung sekaligus kami berikan persediaan logistik untuk beberapa hari kedepan,” kata Aknosius, pada Senin (8/7/2024).
Camat Ibu Utara yang akrab disapa Ongky ini menyebutkan, ribuan paket logistik disalurkan ke seluruh warga dalam tujuh (7) Desa yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) seperti desa Tuguis, Soasangaji, desa Soasangaji Nyeku, Tokowoko, Goin, dan Duono serta desa Togowo.
“Distribusi logistika sudah dilaksanakan sampai Senin siang tadi, warga telah terlayani. jumlah logistik digeser kemarin sebabyak 1.229 paket,” ungkap Ongky seraya menyebut pihaknya akan berupaya agar seluruh pengungsi mendapat paket logistik. “Asumsinya, saat pulang dari kamp pengungsian, dapur lagi kosong, makanya harus dibantu logistik,” tambahnya.
Ongky mengungkapkan, pihaknya sedang berupaya agar warga terdampak di luar 7 Desa zona KRB turut mendapatkan bantuan-bantuan.
Sisa logistik kemarin belum mencukupi, sehingga sementara diupayakan. “Meski mereka tidak masuk kawasan rawan bencana, tetapi kebun mereka juga ada di wilayah gunung, jadi diupayakan biar semua dapat,” katanya .
Untuk diketahui, pengungsi erupsi gunung Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, dipulangkan usai Satuan Tugas (Satgas) penanganan erupsi menurunkan level erupsi gunung Ibu dari status tanggap darurat bencana ke tanggap tarnsisi pemulihan.
Tercatat data pengungsi erupsi gunung Ibu sebanyak 5.918. Pengungsi yang dimobilisasi ke titik pengungsian berdasar rekomendasi Tim Satgas dan BPBD Halmahera Barat, sebanyak 2.051.
Kemudian, selebihnya merupakan pengungsi mandiri yang terdiri dari titik pengungsian di Tolabit, belakang Desa Togowo, Arabosala, Gunung Opan dan di rumah milik keluarga.