MENGAWALI Hari Pers Nasional (HPN) 2023 tanggal 9 Februari di Sumatera Utara, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) menyelenggarakan kegiatan yang menantang, yaitu melakukan ekspedisi geopark kaldera Danau Toba.
Kegiatan ini akan diawali dengan peluncuran ekspedisi pada hari pertama, 4 Februari, dan akan berakhir 7 Februari.
Selanjutnya para peserta yang tergabung dalam organisasi pers SMSI akan bergabung dalam puncak acara HPN di Medan yang diselenggarakan panitia pusat HPN yang diketuai oleh Mirza Zulhadi yang sehari-hari sebagai Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.
Tentu pelaksanaan rangkaian dan puncak acara yang menurut rencana akan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, melibatkan panitia HPN daerah dan organisasi pers serta sejumlah konstituen Dewan Pers, terutama Dewan Pers yang diketuai DR Ninik Rahayu, SH, MS.
Menurut catatan sejarah lama, Danau Toba adalah danau alami berukuran besar di Indonesia yang berada di kaldera Gunung Supervulkan.
Memiliki panjang 100 kilometer, lebar 30 kilometer, dan kedalaman 508 meter, dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter, Toba berada pada titik tengah sekaligus sentral pulau Sumatera bagian utara.
Secara ekonomis, peranan Danau Toba sangat penting bagi penduduk di sekitarnya karena berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan domestik serta kegiatan perkerambaan dan pertanian. Selain itu menjadi destinasi wisata dengan pengelolaan oleh masyarakat di bawah pengawasan pemerintah setempat.
Kaldera Toba yang terbentuk dari ledakan super volkano 74.000 tahun lalu memiliki dasar yang sepenuhnya air sehingga menciptakan danau terbesar di Indonesia.
Keindahan Kaldera Toba dengan kekayaan budaya masyarakat tepiannya menjadikan Danau Toba sebagai salah satu tujuan wisata andalan Indonesia yang masuk daftar ’10 Bali Baru’.
Pada Juli 2020 Kaldera Toba ditetapkan sebagai Global Geopark oleh Dewan Eksekutif UNESCO lewat sidangnya yang ke-209 di Paris. Kaldera Toba berhasil masuk daftar 16 UNESCO Global Geopark baru setelah dinilai dan diputuskan oleh UNESCO Global Geoparks Council pada Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok, Indonesia, pada 31 Agustus-2 September 2019.
Penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark melalui proses panjang dari upaya bersama berbagai pemangku kepentingan baik Pemerintah Pusat dan Daerah maupun masyarakat setempat yang tinggal di kawasan danau Toba.
Proses persiapan untuk mendapatkan pengakuan UNESCO bagi Kaldera Toba, menunjukkan komitmen tinggi dan kerja sama yang baik dari semua pihak di Indonesia, dari pengumpulan data, menyelenggarakan berbagai workshop, penyusunan, hingga negosiasi dokumen nominasi untuk diajukan ke UNESCO.
Pemerintah Indonesia telah berhasil meyakinkan UNESCO bahwa Kaldera Toba memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati.
Dalam konteks inilah, UNESCO mendukung Kaldera Toba dilestarikan dan dilindungi sebagai Warisan Dunia.
Melalui penetapan ini, Indonesia dapat mengembangkan geopark Kaldera Toba melalui jaringan Global Geoparks Network dan Asia Pacific Geoparks Network khususnya dalam kaitan pemberdayaan masyarakat lokal.
Setelah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG), kini menjelang dua tahun setelahnya bagaimana Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyiapkan rencana induk pengembangan Geopark Kaldera Toba sehingga perencanaan pengembangan di kawasan Geopark Kaldera Toba bisa terintegrasi satu sama lain?
Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) bersama berbagai pihak lainnya, menyoroti hal ini dan telah merencanakan sebuah rangkaian kegiatan dalam rangka ikut menjaga Geopark Kaldera Toba sebagai warisan dunia.
SMSI adalah organisasi media-media siber terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota 2000 perusahaan media siber.
Sumber:siberindo.co